Aira: Cita-Citaku Menjadi Guru Salehah

  • Acara
  • Anywhere

Akhir pekan biasa untuk liburan. Tidak sedikit keluarga yang menghabiskan waktu luang bersama untuk jalan-jalan. Berbeda dari kebiasaan, kakak-kakak dari Kelas Inspirasi Kudus (KIK) memanfaatkan momen akhir pekan dengan mengadakan Pekan Inspirasi Kudus (10-11 Desember 2016).

Kelas Inspirasi adalah gerakan kegiatan mengajar selama sehari yang dilakukan oleh para profesional. Gerakan tersebut bertujuan mengenalkan berbagai profesi pada anak-anak agar terinspirasi dan mengenal ragam profesi.

Kegiatan tersebut melibatkan komunitas-komunitas yang berada di Kudus. Di antaranya Omah Dongeng Marwah, yang pada hari Minggu (11/12), berkesempatan mendongeng untuk peserta lomba mewarnai Tingkat Kanak-Kanak (TK). Lokasinya berada di Kudus Extension Mall, lantai 2.

Anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) duduk rapi di depan meja lipat yang telah disiapkan. Tak lupa krayon warna-warni siap di kanan atau kiri mereka. Pagi itu, anak-anak mewarnai gambar dengan tema: Cita-Citaku. Anak-anak disediakan gambar dua anak sekolah yang membayangkan kelak akan menjadi apa. Beberapa profesi terbayang di kepala mereka: ada polisi, guru, tentara, dan sebagainya.

Menjelang akhir lomba mewarnai, kakak-kakak dari Omah Dongeng Marwah tampil menghibur peserta. Bermula dari Kak Syifa (kelas 3 SD) yang membawakan dongeng Petani Jagung yang Jujur. Dongeng tersebut bercerita tentang seorang petani yang tidak mau minum air dari botol yang ditemukan di jalan. Padahal ia sedang kehausan dan kepanasan.

Lalu Kak Tiyo (Kelas 2 SMP) yang membacakan puisi Gugur karya W.S Rendra. “Bumi kita adalah tempat pautan yang sah// Bumi kita adalah kehormatan// Bumi kita adalah juwa dari jiwa// Ia adalah bumi nenek moyang// Ia adalah bumi waris yang sekarang.” Bait-baik puisi W.S. Rendra dibaca dengan lantang oleh Kak Tiyo.

Kemudian, Kak Eka (kelas 3 SMP) tampil mendongeng menggunakan Bahasa Inggris berjudul Elephant and Friends (Gajah dan Teman-Temannya). Sambil membawa boneka tangan gajah, katak, dan monyet, Kak Eka mendongeng. Adik-adik peserta lomba mewarnai terlihat senang. Kak Eka juga menjelaskan secara ringkas dongengnya dalam Bahasa Indonesia.

Sebelum pengumuman lomba mewarnai diumumkan, Kak Kamto, pembawa acara dari Kelas Inspirasi mengajak peserta lomba untuk unjuk kebolehan. Siapa yang berani tampil akan diapresiasi atau diberi hadiah. Pilihannya: boleh menari, menyanyi, atau penampilan lainnya.

Anak-anak menyambut dengan antusias. Tidak sedikit dari mereka yang mengacungkan jari telunjuk, mengajukan diri agar dipilih lebih dulu. Menanggapi antusias anak-anak, Kak Kamto mempersilakan adik-adik untuk maju dan berbaris rapi di atas panggung. Sekitar sepuluh anak dipersilakan tampil perorangan atau berdua.

Ketika akan tampil peserta ditanya nama, cita-cita, dan apa yang akan ditampilkan. Dari pilihan yang diajukan Kak Kamto, mayoritas anak ingin tampil menyanyi. Ada yang menyanyikan lagu Pelangi-Pelangi:

Pelangi-pelangi alangkah indahmu/ Merah, kuning, hijau di langit yang biru/ Pelukismu agung siapa gerangan?/ Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan//

Ada pula yang bernyanyi lagu Balonku:

Balonku ada lima/ Rupa-rupa warnanya/ Hijau, kuning, kelabu/ Merah muda, dan biru/ Meletus balon hijau/ dorr!/ Hatiku sangat kacau/ Balonku tinggal empat/ Kupegang erat-erat//

Dan banyak lagi yang menyanyikan lagu anak-anak lainnya.

Di antara sepuluh adik-adik tersebut, peserta dari Omah Dongeng Marwah yang berani tampil adalah adik Aira. Seperti kepada peserta lainnya, sebelum bernyanyi, Kak Kamto bertanya:

“Nama adik siapa?”

“Aira Sata Auruma.”

“Dari TK mana?”

“TK Yaumi Fatimah.”

“Cita-cita adik besok jadi apa?”

“Jadi guru salehah,” jawab adik Aira yang berjilbab putih pagi itu.

“Adik Aira mau nyanyi lagu apa?”

“Embun pagi.”

Kemudian adik Aira mulai bernyanyi:

Ketika embun pagi/ Basahi ladang ini/ Sambutlah matahari/ Ucapkan selamat pagi/ Tuhan telah beri semua/ Alam dan seisinya/ Gunakan seperlunya/ Berbagi bersama/ Kita akan berjanji/ Pada embun pagi/ Tuk merawat bumi/ Menjaga tiap hari/ Seperti matahari/ Tak henti menyinari/ Jaga hidup selalu harmoni//

Begitulah lirik lagu yang dinyanyikan adik Aira pagi itu. Sehabis menyanyi, Kak Kamto, pembawa acara kembali bertanya pada adik Aira, “Siapa yang mengajari adik Aira menyanyi?”

“Ayah,” kata Aira sambil menunjuk ayahnya yang berdiri di belakang penonton. Aira lalu diberi bungkusan hadiah setelah berani tampil. Dan penonton pun bertepuk tangan.

Sesi unjuk kebolehan akhirnya selesai, setelah semua anak yang mengajukan diri selesai bernyanyi. Kegiatan diakhiri dengan pengumuman lomba mewarnai tingkat TK. Anak-anak bergembira karena ada yang menang. Bagi yang kalah pun semoga tetap bergembira. Karena berpartisipasi dalam lomba tidak semata agar juara, tetapi berani berusaha dan berkarya. Bukankah kita sering mendengar nasihat: Kalah atau menang adalah tak masalah, yang terpenting adalah berani mencoba.

(Kak Arif)