Teater Anang-ing Muria tampil di FasBuk

  • Anywhere

Pementasan teater Anang-ing Muria telah usai semalam (25/12). Pementasan ini mengangkat kisah cinta Rinangku & Nawangsih, kisah lokal dari Kota Kudus. Naskah kisah ini ditulis oleh Tiyo Ardianto, PKBM Omah Dongeng Marwah.

Terima kasih bagi teman-teman yang telah menyempatkan hadir dan mengapresiasi pertunjukan kami. Bagi teman-teman yang berhalangan hadir, bisa menyimak pementasan kami lewat foto-foto berikut:

Nawangsih (Tsaqiva) dan Rinangku (Orion). (Foto: Andika Wardana)

Wage (Resar) saat make-up. (Foto: Andika Wardana)

Nenek (Eka) saat membuka cerita Anang-ing Muria. (Foto: Reyhan M Abdurrahman)

Swaditra (Vina) saat menari untuk Rinangku. Foto: Reyhan M Abdurrahman)
Wage (Resar) dan Sastro (Alfian) murid Sunan Muria. (Foto: Andika Wardana)
Nawangsih (Tsaqiva) tersipu malu bertemu Rinangku. (Foto: Andika Wardana)

Nawangsih (Tsaqiva) dan Rinangku (Orion) saat terpanah. (Foto: Reyhan M Abdurrahman)

Wage (Resar) memberitahu Swaditra (Vina) kematian Rinangku-Nawangsih. (Foto: Andika Wardana)

Swaditra (Vina) tidak percaya Rinangku telah tiada. (Foto: Andika Wardana)

Swaditra (Vina) dan warga histeris mendengar kabar kematian Rinangku. (Foto: Reyhan M Abdurrahman)

Sunan Muria (Dharma) saat menyabda “diam saja seperti pohon”. (Foto: Reyhan M Abdurrahman)

Nenek (Eka) saat menutup cerita Anang-ing Muria. (Foto: Andika Wardana)