Ritual Wiwit Tanam Benih Padi
Waktu menunjukkan pukul 05.00. Di pagi yang cerah itu dari tengah sawah di Dukuh Plumbungan, Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Kudus sayup-sayup terdengar orang mengaji. Terlihat sekelompok orang berpeci duduk melingkar sambil menyimak lantunan ayat-ayat suci dari seseorang bersuara merdu. Di tengah sawah itu mereka sedang khataman Alquran, Kamis (25/10).
Sekitar 300 meter dari lokasi khataman, di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Omah Dongeng Marwah tampak sibuk. Sebuah panggung dipersiapkan lengkap dengan meja kursi tamu. Tampak beberapa petugas dan anak sedang persiapan. Ada yang sedang menghapalkan dongeng, ada juga yang persiapan pentas Tari Rampak Padi untuk menyambut tamu.
Itulah persiapan Omah Dongeng Marwah di acara Ritual Wiwit Tanam Benih Padi dalam program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Unggulan (PKWU) 2018. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat yang diwakili oleh Yusuf Muhyiddin, Bupati Kudus H.M. Tamzil, dan pejabat terkait, Muspika Bae, serta guru dan murid dari SD Purworejo, Bae.
Selain itu hadir juga perwakilan dari unsur perguruan tinggi, yaitu IAIN Kudus dan Sekolah Tinggi Ilmu Budaya Islam (STIBI) Syekh Jangkung Pati. Kedua perguruan tinggi ini akan bekerja sama dengan Omah Dongeng Marwah dalam bidang pengabdian masyarakat dan penelitian sejarah.
PKWU adalah sebuah program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam bidang pertanian organik. Selain Omah Dongeng Marwah Kudus, tahun ini pihak yang menerima program tersebut adalah Lembah Kamuning, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Salatiga, Jawa Tengah.
Di Omah Dongeng Marwah kegiatan PKWU ini melibatkan 30 petani yang tergabung dalam Akar Tani Makmur (ATM), kelompok tani yang berbasis di Desa Purworejo, Bae. Anggota ATM merupakan orang tua, paman, maupun keluarga warga belajar di PKBM Omah Dongeng Marwah.
“Untuk tahun ini, kami praktik tanam padi organik di areal seluas 4,2 hektare,” kata ketua kelompok tani ATM Hasyim Asy’ari.
Selama ini, lanjut Hasyim, pihaknya sudah belajar teori sekaligus mempraktikkan materi-materi terkait pertanian organik. Misalnya dari cara pengolahan lahan, pembuatan mikro organisme lokal (MOL), pestisida nabati, hingga pembuatan kompos. Mereka didampingi Sudarmoko dari Lembaga Kursus Pertanian (LKP) Lembah Kamuning, Jawa Barat, Ruhiyana dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, serta Subeno dan Wayhudi, pegiat pertanian organik dari Ngawi, Jawa Timur.
“Salah satu pelajaran berharga dari praktik pertanian organik adalah kami jadi belajar tentang lingkungan alam sekitar. Kami juga mengenali manfaat tumbuhan yang ada di sekitar kita yang selama ini kami anggap tak berguna. Singkatnya kami jadi mencintai alam,” kata Hasyim.
Edy Supratno, dari Omah Dongeng Marwah mengatakan, pihaknya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini. Sebab, melalui PKWU cita-cita Omah Dongeng Marwah menggandeng masyarakat bisa terwujud.
“Apalagi di program ini banyak yang mendukung. Pemerintah pusat maupunpemerintah Kudus sangat support. Perguruan tinggi juga demikian. Dengan kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat kami diharapkan cita-cita masyarakat sejahtera bisa terwujud,” katanya.
Acara Ritual Wiwit Tanam Benih Padi ini berlangsung meriah. Puluhan anak usia SD ikut terlibat di proses penanam padi bersama pejabat. Sebagai simbol bidang pertanian akan terus beranjut, Dirjen PAUD dan Dikmas Harris Iskandar menyerahkan benih padi kepada anak-anak SD secara simbolis.