Ragam

Alumni PKBM Raih Juara 2 Lomba Monolog Festival Kesenian Indonesia 2023


Keaktifan Orion Bima Wicaksana dan Ervina Dwi Setyaningrum di teater sejak sekolah di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Omah Dongeng Marwah membuahkan hasil. Pada Festival Kesenian Indonesia 2023, keduanya meraih Juara 2 Nasional Monolog. Sebagai kontingen dari Institut Seni Indonesia Surakarta, Orion meraih juara kategori Sutradara, sedangkan Vina meraih juara kategori Aktor.

Untuk kategori artistik monolog pada garapan ini juga mendapat juara 1 Nasional diperoleh Laksamana Abdi Satria, Mochammad Salman Alfaris, Jesica Eunike Ardarutti beserta tim. Selain itu, kesuksesan monolog ini tidak terlepas dari peran Putri Nadiyah sebagai Manager Produksi dan para pendamping seperti Tafsir Hudha, S.Sn., M.Sn (Pendamping Sutradara), Kalis Laras Wati (Pendamping Aktor), Supriadi, S.Sn. dan tim (Pendamping Artistik), Bondan Aji Manggala, M.Sn. dan tim (Pendamping Musik).

Festival dua tahunan yang diadakan di Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali, pada hari Selasa-Jumat (24-27 Oktober 2023) ini diikuti berbagai Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia. Kategori lomba dalam festival ini antara lain: lomba melukis, fotografi, film pendek, tatah kulit, sketsa arsitektur, poster, art fashion, menyanyi solo, musik kontemporer, tari kontemporer, dan monolog.

Dalam lomba monolog sendiri, aspek yang dinilai ada tiga, yakni keaktoran (keutuhan karakter peran), penyutradaraan (interpretasi naskah dan unity/keutuhan garapan), dan penataan artistik (keutuhan artistik pertunjukan). Kemudian aspek penilaian itu dijadikan penentu kategori juara dalam lomba monolog. Masing-masing kategori terdapat juara 1, 2, dan 3.

Melalui naskah monolog Tolong karya N.Riantiarno, mereka mengisahkan perjalanan penuh penderitaan Atikah, seorang pekerja migran yang mempunyai harapan besar agar dapat memperbaiki kehidupan yang lebih baik, namun yang terjadi, ia justru dibenturkan pada kenyataan bahwa ia telah terjebak dalam jeratan siksaan dan ketidakadilan di negeri orang. Di tengah keterasingan dan keputusasaan, Atikah terus mencari harapan dan mempertahankan tekadnya untuk bertahan hidup, hingga nanti kembali ke Indonesia dan bertemu Mudasir suaminya, Mak dan Bapak. Pada panggung pementasan, Sutradara menghadirkan bentuk seorang perempuan yang terkurung di dalam sebuah box jeruji besi dengan kondisi leher yang selalu terikat oleh rantai di atas panggung, menggambarkan ironi, keterasingan, dan keterbelengguan Atikah.

Sebelum kuliah di Institut Seni Indonesia Surakarta, Orion dan Vina pernah terlibat dalam pementasan beberapa lakon selama di PKBM Omah Dongeng Marwah, antara lain ANANG-ING MURIA karya Tiyo Ardianto (2018-2019) dan DONG-Eng? karya Ervina Dwi Setyaningrum (2019), D.O.N.G.E.N.G karya Orion Bima Wicaksana (2019).

 

Arif Rohman/Orion Bima Wicaksana

Tinggalkan Balasan