Ragam

Omah Dongeng Marwah di Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN), kali ini bertema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan”. Melalui Jaringan Pendidikan Alternatif (JPA), Omah Dongeng Marwah menjadi peserta kegiatan PKN 2023 di Jakarta (20-23 Oktober 2023).

Sabtu malam (20/10), PKN 2023 resmi dibuka di Galeri Nasional Indonesia oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid. Kegiatan PKN 2023 ini dilakukan di 38 titik dan berlangsung sepuluh hari, mulai tanggal 20 s/d 29 Oktober 2023. Perayaan ini tersebar di berbagai wilayah, seperti di Kepulauan Seribu, Tangerang Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Bekasi.

Acara dibuka dengan makan bersama. Ada tiga tumpeng yang tersedia dan 20 gerobak kuliner khas nusantara yang bisa dinikmati secara gratis. Selain itu, ada hiburan pertunjukan tari dari Gigi Art Dance, pertunjukkan musik, seperti dari penampilan Rombong Dangdut.

Setelah dilakukan pembukaan di halaman, peserta diajak masuk ke Galeri Nasional melihat pameran instalasi dari berbagai komunitas di Indonesia, seperti instalasi akal-akalan dari timur, yang menyoroti praktik keseharian orang memodifikasi barang-barang untuk solusi kebutuhan tertentu. Terlihat ada botol bekas minuman soda difungsikan untuk wadah menjual pertalite, penutup kipas angin jadi wadah gorengan, gayung untuk makan mie ayam, dan sebagainya.

Kegiatan rutin tahunan dari Kemendikbudristek ini pertama kali diadakan tahun 2019. Tahun 2023 PKN mengangkat konsep lumbung untuk melihat, memetakan, menelaah, dan mempresentasikan praktik kerja ke khalayak luas.

Lumbung ini dimaksudkan untuk wadah kolektif yang menyimpan sumber daya yang berwujud seperti uang, ruang, peralatan dan arsip. Pun yang tidak berwujud seperti ide, program, pengetahuan, tenaga, waktu dan lain-lain.

Kegiatan yang diikuti Omah Dongeng Marwah berada di titik ke 22 yakni, Museum Kebangkitan Nasional di Jl. Abdul Rachman Saleh, Jakarta Pusat. Terkait kuratorial pendidikan berbasis kebudayaan yang berupaya merespon adanya jarak antara pendidikan dengan kebudayaan. Sekaligus jarak pendidikan dengan konteks siswa.

Tinggalkan Balasan