Ragam

Perjalanan ke Desa Wonosoco, Kudus

Seputarkudus.com, 29 September 2016, Reporter Imam Arwindra

Wajah sejumlah anak tampak ceria saat berada di taman bermain di Desa Wisata Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kudus, beberapa waktu lalu. Mereka bermain ayunan dan jungkat-jungkit yang disediakan tak jauh dari Sendang Dewot. Mereka adalah anggota Omah Dongeng Marwah yang berwisata sekaligus belajar tentang keindahan alam desa diujung selatan Kudus tersebut.

Anak-anak Omah Dongeng Marwah menikmati keindahan alam Desa Wonosoco, Kudus. Foto-foto: Imam Arwindra

Dari termpat parkir wahana tersebut, mereka kemudian menggendong tas dan buku di tangannya berjalan melihat pohon-pohon sambil mencatat nama pohon yang ditemui. Sesekali mereka berselfie sambil bermain mangkok putar.

Tiyo Ardiyanto (13) satu di antara anggota Omah Dongeng Marwah menuturkan, pohon yang ditemukan besar-besar serta suasa alamnya sangat indah. Dia mengaku baru pertama kali berkunjung ke Wonosoco. “Saya orang Kudus, tapi baru pertama ini pergi ke Wonosoco. Ternyata desa ini sangat indah, seperti ‘surga’” ungkapnya.

Tiyo (depan) beserta teman-temannya memasuki Goa dengan hati-hati.

Siswa SMPN 1 Bae menuturkan, selain melihat pohon besar yang tumbuh di sana, dia juga sempat melihat sendang yang airnya sangat jernih. Menurutnya, dia ingin masuk ke dalam sendang namun dilarang oleh kakak pendamping. “Sebenarnya saya ingin masuk ke dalam sendang dengan tangga. Namun tidak boleh,” sesal Tiyo.

Hal yang paling menakjubkan menurutnya, saat perjalanan menuju gua. Dia menceritakan, perjalanan menuju gua melewati hutan jati dengan kondisi jalan berbatu kapur. Bukit-bukit yang ditanami beberapa pohon pun terlihat mengagumkan, didukung dengan cuaca cerah saat itu.

Setelah menaiki motor sekitar dua kilometer, dirinya harus berjalan beberapa meter lagi untuk sampai ke lokasi gua. Dia mengungkapkan, rombongannya sempat kesasar. Namun karena ada pendamping yang pernah ke lokasi, mereka sampai juga ke gua. “Guanya berada di bukit-bukit. Menurut juru kunci sih ada tujuh gua. Namun yang baru ketemu hanya tiga,” terangnya.

Tiyo bersama anak-anak Omah Dongeng Marwah harus merunduk karena mulut gua cukup kecil. Kondisi di dalam gua yang gelap mengharuskan mereka menggunakan lampu senter. Tiyo merasa kagum dengan kondisi gua yang masih alami. Stalaktit dan stalagmit menyambut mereka saat masuk ke dalam. “Oh, indahnya,” ungkapnya saat berada di dalam gua pertama.

Letak gua kedua dan ketiga berada di atas gua pertama. Di mulut gua terdapat pintu berbahan seng yang tampak kurang terawat. Gua-gua tersebut terdapat di bukit gunung.

 

Tinggalkan Balasan