Ragam

Liburan Sekolah, Anak-Anak Belajar Buat Film Pendek

Anak-anak di Omah Dongeng Marwah Kudus, diajari membuat film pendek, dalam workshop yang diadakan mulai Minggu (20/12/2015). (ISTIMEWA)

Koranmuria.com, 21 Desember 2015

Meski libur sekolah, bukan berarti libur dalam hal beraktivitas. Inilah yang dilakukan anak-anak di Omah Dongeng Marwah Kudus, yang mengisi latihan dengan kegiatan menarik.

Anak-anak di komunitas itu, dilatih membuat film pendek selama tiga hari, mulai Minggu (20/12/2015). Kegiatan ini mengundang khusus Aris Prasetyo, guru ekstrakurikuler film dari SMP 4 Satu Atap, di Karangmoncol, Purbalingga.

Aris Prasetyo mengatakan, film adalah media yang bisa mengubah banyak orang. ”Misalnya banyak anak muda, terutama yang masih sekolah, terpengaruh gaya hidup dari televisi lewat sinetron,” terangnya.

Terkait semangat anak-anak dalam pembuatan film, Aris menilai aspek mental lebih penting daripada fasilitas. ”Meskipun alatnya sederhana, asal anak memiliki mental yang baik, mereka bisa membuat film bermutu,” katanya.

Pernyataan itu dibuktikan dengan karya film anak didiknya di SMP 4 Karangmoncol, yang memenangi banyak penghargaan film pendek. Baik di level nasional maupun internasional. Salah satu judul fim karya anak SMP 4 Karangmoncol itu berjudul ”Langka Receh”.

Justru lengkapya fasilitas, menurutnya, malah membuat anak-anak merasa tidak perlu bekerja keras. Sehingga sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran membuat film pendek.

”Keadaan yang nyaman, terkadang memang membahayakan,” tutur praktisi film yang mengaku bukan lulusan sarjana film ini.

Anak-anak di Omah Dongeng Marwah pada hari pertama workshop, diajari tentang teori dalam pembuatan skenario. Hari kedua, mereka praktik berakting dalam film yang mengangkat proses pembelajaran di Marwah.

Setelah beberapa mengikuti kegiatan itu, anak-anak peserta workshop mengaku kecapekan saat berakting. Bahkan, kadangkala meminta kepada pengasuh untuk istirahat. ”Kak, istirahat ya?” kata Radian, salah satu peserta, di waktu proses pengambilan gambar dalam satu scene.

Rencananya di hari akhir pelatihan itu, anak-anak juga akan diajari bagaimana cara mengedit film. Zaman sekarang anak-anak sudah akrab dengan teknologi, dengan diajari cara pembuatan film, diharapkan anak bisa memanfaatkan kemudahan akses teknologi dengan positif.

Edy Supratno, pengelola Omah Dongeng Marwah mengatakan, pelatihan ini dilakukan sebagai upaya, agar anak tidak saja berpacu dalam mengejar ranking kelas atau nilai kognitif saja di sekolah.

Melainkan anak-anak juga perlu berkarya, salah satunya melalui pembuatan film pendek. ”Kegiatan ini bagi anak mungkin belum dipahami secara sempurna. Bisa jadi, 5 tahun ke depan anak-anak baru tahu betapa bermanfaatnya pelatihan imembuat film pendek ini,” imbuhnya. (MERIE)

 

Tinggalkan Balasan