Ragam

HUT RI Ke 70 Marwah Gelar Dongeng Kemerdekaan

Para peserta dongeng saat mengikuti dongeng kemerdekaan yang digelar komunitas Marwah, Sabtu (22/8/2015). (KORAN MURIA/EDY SUTRIYONO)

Koranmuria.com, 22 Agustus 2015, Reporter (Edy Sutriyono/Supriyadi)

Guna mendongkrak mental anak didiknya, komunitas Masyakarat Rekso Warisan Berharga (Marwah) Kudus menggelar acara dongeng kemerdekaan dalam memperingati HUT RI ke-70, Sabtu (22/8/2015).

Acara yang digelar di Omah Dongeng Marwah Jalan Ngasinan No. 9 Plumbungan, Desa Purworejo, Kecamatan Bae tesebut menyuguhkan tujuh judul cerita. Di antaranya asal usul Bulusan, Macan putih yang sakti, Mbah Tur ahli falak yang hobi catur dan musik, Ramelan dokter jiwa pejuang, Djamhari Kretek dari Kudus untuk Indonesia.

Kepala Sekolah Omah Dongeng Marwah Kudus Edy Supratno menjelaskan, sebenarnya omah dongeng ini merupakan tempat belajar bagi masyarakat yang berdiri sejak tahun 2014 silam. Namun untuk mendidik mental anak, pihaknya menggelar dongeng kemerdekaan. Selain untuk menghibur juga menanamkan kearifan lokal dan masih banyak lagi.

”Dongeng-dongeng ini sangat erat dengan Kota Kudus, sepertihalnya Mbah Tur. Dengan mengulas kembali melalui dongeng, kami berharap anak-anak bisa mencontoh yang dilakukan beliau,” katanya.

Apalagi, dari pengamatannya, kegiatan mendongeng dengan mengangkat tokoh lokal sudah jarang diterapkan dalam pendidikan formal. Padahal, diakui atau tidak, mendongeng sangat bermanfaat. Selain menumbuhkan mental, kegiatan bertutur tersebut dapat membuat anak anak lebih tahu sejarah serta mencontoh yang positif dari tokoh tersebut.

”Dengan begitu selain mental anak berbicara dihadapan umum, mereka tahu akan sejarah yang ada di Kudus. Jadi sekali dayung dua pulau terlampaui,” ujarnya.

Selain mendongeng, Marwah juga berhasil menyulap momok mata pelajaran matematika yang terkesan sulit dan membingungkan menjadi mudah. Caranya mereka menggunakan lagu untuk membuat anak lebih tertarik.

Kepala Sekolah Omah Dongeng Marwah Kudus Edy Supratno (kiri) saat membuka dongeng kemerdekaan, Sabtui (22/8/2015). (KORAN MURIA/EDY SUTRIYONO

“Kami akui, matematika itu ditakuti oleh setiap siswa. Namun kami mencoba mengemasnya sedikit berbeda, yakni dengan membuat lagu yang disesuaikan dengan materinya. Mulai dari macam macam pecahan, bangun datar  hingga mengenal bangunan,”paparnya.

Dengan adanya lagu lagu yang tekait materi pelajaran matematika tersebut, ia berharap anak didiknya dapat menjalani pelajaran matematika dengan nyaman dan rileks. Sehingga bisa mempermudah hitung-hitungan.

”Setidaknya bila kita membuat berbagai lagu terhadap mata pelajaran, maka akan memudahkan siswa paham serta hafal apa yang kita sampaikan ke anak anak,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan