Tiyo seperti terdampar di waktu yang salah. Ia sudah mengajukan permohonan visa ke kedutaan Australia. Tetapi, seminggu berlalu, tidak juga ada kabar. Beberapa hari setelah itu ia harus berada di Melbourne untuk sebuah seminar tentang bahasa dan sastra Indonesia. Ia diundang PPI Australia, organisasi pelajar Indonesia di negeri itu, sebagai
Tiyo Ardianto berkisah tentang Omah Dongeng Marwah di Australia melalui Radio SBS program bahasa Indonesia.
Pada Suatu Subuh (1) –Ari Syamsuddin Tak kita batasi waktu dengan batu sebab setiap yang padat akan cepat tamat mudah pecah mudah sudah “maka berjaga,” katamu “akan memperpanjang usia” sampai seluruh hawa subuh berlabuh matahari bersimpuh: setan apa saja jangan hina saya dengan hutang dan undang-undang! awan mengepak—mengapa roda kerja
Kegiatan-kegiatan sastra biasanya ramai di kota-kota seperti Jakarta, Yogya, Bandung… Jarang terdengar kegiatan sastra di kota-kota kecil, meski bukan berarti di kota tersebut tidak ada penulis/sastrawan. Ini cerita dari anak muda yang gemar menulis dan menggerakkan kegiatan sastra di kota Kudus.
Sutradara: Orion Bima Wicaksana | Naskah & Aktor: Tiyo Ardianto | Tata Musik: Tsaqiva Kinasih Gusti | Rias dan Busana: Ervina Dwi Setyaningrum | Set Artistik: Najid Fahmi Syarof, Jodi Rahmadi, Alfian Aziz, Vanny Firmansyah, Tunggul Hari Wicaksono, dan Ari Syamsuddin
::Tulisan bapak Hasan Aoni yang lembut dan berwibawa telah mengingatkan saya kepada sesuatu :: Dulu sekali, leluhur kita amat kesulitan menyatukan gelombang komunikasinya. Mungkin mereka tidak mendefinisikan hal itu sebagai suatu kesulitan, tapi jika kita melihatnya dari kacamata abad modern; kehidupan yang amat sulit dibahasakan, terlebih dengan kata –sama dengan– kehidupan
Di Jawa Tengah, panggung Auditorium RRI Semarang menampilkan beragam lakon pementasan teater. Tinggal menghubungi pihak reservasi, penonton bisa datang menikmati setiap lakon yang dipertunjukkan. Omah Dongeng Marwah kebagian tampil pada Sabtu, 26 Oktober 2019 pukul 10.30 WIB. Hari ketiga Festival Teater Jawa Tengah 2019 ini, selain memungkasi pertunjukan dari 25
Jika di timur tengah ada Laila-Majnun atau Yusuf-Zulaikha, di Eropa ada Cinderella dan Romeo-Juliet, di Prambanan ada Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, di Kudus ada kisah cinta Rinangku dan Nawangsih. Kisah itu telah diadaptasi oleh Tiyo Ardianto dalam sebuah pementasan teater. Berikut beberapa potret pementasan teater ANANG-ING MURIA oleh Omah
“ANANG-ING MURIA” merupakan pementasan persembahan dari Omah Dongeng Marwah bekerja sama dengan Forum Apresiasi Seni dan Budaya Kudus dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Pementasan ini mengadaptasi cerita rakyat dari Kota Kudus, kisah cinta Nawangsih dan Rinangku. Disutradarai oleh Tiyo Ardianto dan dimainkan oleh Tsaqiva Kinasih Gusti, Orion Bima
Fasbuk Edisi Desember 2018 menampilkan teater garapan Omah Dongeng Marwah Proses Latihan Tiyo Ardianto (Penulis Naskah & Sutradara Anang-ing Muria) Para Pemain Tsaqiva Kinasih Gusti (Pemeran Nawangsih pada pementasan teater Anang-ing Muria) Trailer pementasan teater Anang-ing Muria Sumber: Wong Kudus Kota Kretek