Ragam

Casting Pemain Film Bintang di Langit Jakarta

Behind the Scene film Bintang di Langit Jakarta (3)

Sutradara film sedang menjelaskan kepada salah satu aktor saat casting tokoh Bapak dan Jiwa.

Berbeda dengan proses produksi film sebelumnya. Baru kali ini Omah Dongeng mengadakan casting sebelum produksi film. Rabu (21/12) anak-anak Omah Dongeng yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama berkumpul.

Kak Diwa mulai mempersiapkan peralatan untuk casting. Layar televisi dimanfaatkan agar pengambilan gambar dengan kamera bisa langsung terlihat di layar besar. Menurut Kak Diwa hal ini dilakukan supaya sutradara bisa menentukan apakah pengambilan gambarnya sudah bagus atau belum. Sehingga seketika bisa menentukan perlu take ulang atau tidak.

Persiapan kamera dan layar televisi ini cukup memakan waktu. Karena diperlukan kabel penghubung yang kompatibel. Sehingga casting baru bisa dimulai sekitar jam dua belas siang.

Anak-anak Omah Dongeng ketika belajar menjadi cliper man

Pada proses ini pula, tim yang terdiri anak-anak Omah Dongeng mulai praktik belajar proses produksi film. Misalnya Tunggul, yang bertugas sebagai prop master. Pada casting adegan “Bapak minum teh”. Ketika take ulang, Tunggul perlu menuangkan kembali teh tersebut ke dalam teko. Tunggul terlihat agak sebal karena teman-teman yang lain senyum-senyum melihatnya. Meski begitu ia tetap bersikap profesional.

Beberapa yang di-casting pada hari itu adalah tokoh Jiwa, Bapak, Ibu, dan Aiman. Tokoh Bapak dipilih dari dua orang yaitu Mbah Wasto dan Kak Edy. Tokoh Jiwa dipilih dari dua orang yaitu Radian dan Ulul (anak Omah dongeng yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar). Tokoh ibu dipilih dari dua orang yaitu Kak Nova dan Kak Navis. Lalu, tokoh Aiman dipilih dari dua orang juga, yaitu Maulana dan Tiyo.

Setelah proses casting dari semua calon pemain selesai. Kak Diwa memulai diskusi dengan semua orang yang hadir pada waktu itu. Menurut Kak Diwa seorang aktor yang baik bisa saja tidak sesuai dengan karakter yang kita dibutuhkan. “Makanya semua film butuh casting. Tidak ada film yang tidak butuh casting. Semua (hasil casting) sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh penulis skenario, sutradara, dan juga produser.”

Proses pengambilan gambar dalam casting film Bintang di Langit Jakarta.

Diskusi tersebut membahas juga bagaimana penjiwaan sebuah karakter dalam film. Kak Hasan yang ikut dalam diskusi tersebut menyontohkan bagaimana gerak mata orang yang rabun. Hal itu pun menjadi masukan bagi tokoh yang kelak terpilih memainkan karakter Jiwa dalam film tersebut.

Pada dasarnya dari hasil pemilihan pemain film lewat casting, tidak berarti yang tidak terpilih bukan pemain film yang baik. “Tapi kurang sesuai dengan karakter yang dibutuhkan dalam film tersebut,” jelas Kak Diwa.

Hasil pemilihan pemain film “Bintang di Langit Jakarta” akan diumumkan esok harinya. Pada liburan sekolah tahun ini, wawasan anak Omah Dongeng terkait produksi film bertambah.

Kak Arif

 

 

Tinggalkan Balasan